Jika engkau belum mempunyai ilmu,
hanyalah prasangka,
maka milikilah prasangka yang baik tentang Tuhan.
Begitulah caranya!
Jika engkau hanya mampu merangkak,
maka merangkaklah kepada-Nya!
Jika engkau belum mampu berdoa dengan khusyuk,
maka tetaplah persembahkan doamu yang kering,
munafik dan tanpa keyakinan;
karena Tuhan,
dengan rahmat-Nya akan tetap menerima mata uang palsumu!
Jika engkau masih mempunyai seratus keraguan mengenai Tuhan,
maka kurangilah menjadi sembilan puluh sembilan saja.
Begitulah caranya!Wahai pejalan!
Biarpun telah seratus kali engkau ingkar janji,
ayolah datang, dan datanglah lagi!
Karena Tuhan telah berfirman:
“Ketika engkau melambung ke angkasa
ataupun terpuruk ke dalam jurang,
ingatlah kepada-Ku,
karena Aku-lah jalan itu.”
Wednesday, May 25, 2005
Thursday, May 05, 2005
Soulmate!
Seorang temen tiba-tiba nanya percayakah gw dengan Soulmate.
Soulmate?? dr bku yg pernah gw baca soulmate = soul dat never meet??
heheheheh i dunno..tp gw percaya soulmate..
dia coba jelaskan bahwa soulmate adalah teman hidup yang udah diciptakan untuk kita.
mirip dengan jodoh kali,dia bilang soulmate tidak terbatas pada lawan jenis mulu, jadi soulmate luas cakupannya bisa lawan jenis atau sejenis.
dan yang lebih mengagetkan lagi dia bilang bahwa dia telah menemukan Soulmate-nya yaitu Tuhan, dia bilang Dia-lah satu-satunya teman di dunia ini yang paling setia, ketika malam sepi sendirian Dia selalu hadir, selalu menolong ketika kita butuh, membawa kedamaian dalam setiap kehadirannya.
Wooow,... cool gw stuju dengan pendapat ini!
Dlu menurut gw soulmate adalah temen hidup dalam artian sempit....yaitu lawan jenis.
apa batasan soulmate apa sama dengan jodoh??
apakah tiap orang diciptakan soulmate-nya? bagaimana yang sepanjang hidupnya tidak berkeluarga? apakah dia punya soulmate??
Temenku yang lain berpendapat ini...
Soulmate?? ..Menurut gw soulmate itu belahan jiwa..Orang yang membutuhkan kita dan orang yang kita butuhkan..Orang yang mengerti kita dan orang yang kita mengerti..Orang yang mempunyai keterikatan saling menyayangi..Bisa juga dibilang klo soulmate itu adalah pasangan yang cocok.. Bisa sahabat dan bisa juga orang yang menjadi pasangan hidup kita..
Yang lain berpendapat ini tentang Soulmate...
soulmate bukan berarti cinta....karena cinta tidak selalu soulmate.
soulmate itu adalah orang yang merupakan nyawa kamu, jantung kamu yang kamu akan mati jika kehilangan dia. Soulmate tidak akan tergantikan, sedangkan cinta, pasti suatu saat akan ada yang lain.
sesungguhnya relung hati setiap orang terbagi 2... siapa yang memiliki sebagian lain dari hati kita, itulah soulmate kita, pasangan kita, nyawa kita, lentera kita yang akan menerangi beratnya hidup ini sampai lentera itu dipadamkan oleh malaikat maut...
Klo pengalamanku...
Mungkin qta soulmate dalam artian yang sebenar benarnya.
Kita tidak bisa bersama, tapi juga tidak bisa berpisah... seperti magnet yang terus menarik satu sama lain. Kita akan terus kembali sekalipun mencoba untuk lari.
mungkin hanya kematian yg memisahkan... ehmmm ga ach serem banget!
KESADARAN!!!, bahwa kita tidak akan pernah bertemu disatu titik....
Cinta itu memang rumit..
membingungkan..
Tanpa Kompas..
Tanpa Manual..
Tanpa petunjuk yg jelas....
... dan kita tersesat di dalamnya...
Jika kita tidak menggunakan hati nurani....
Jadi.... qta tidak perlu mencari dimanakah soulmateku????
tapi mengenal diri sendiri dan Tuhanmu,...
maka kmu akan mendapatkan apa yang kmu cari...
G'luck yaaaa
Soulmate?? dr bku yg pernah gw baca soulmate = soul dat never meet??
heheheheh i dunno..tp gw percaya soulmate..
dia coba jelaskan bahwa soulmate adalah teman hidup yang udah diciptakan untuk kita.
mirip dengan jodoh kali,dia bilang soulmate tidak terbatas pada lawan jenis mulu, jadi soulmate luas cakupannya bisa lawan jenis atau sejenis.
dan yang lebih mengagetkan lagi dia bilang bahwa dia telah menemukan Soulmate-nya yaitu Tuhan, dia bilang Dia-lah satu-satunya teman di dunia ini yang paling setia, ketika malam sepi sendirian Dia selalu hadir, selalu menolong ketika kita butuh, membawa kedamaian dalam setiap kehadirannya.
Wooow,... cool gw stuju dengan pendapat ini!
Dlu menurut gw soulmate adalah temen hidup dalam artian sempit....yaitu lawan jenis.
apa batasan soulmate apa sama dengan jodoh??
apakah tiap orang diciptakan soulmate-nya? bagaimana yang sepanjang hidupnya tidak berkeluarga? apakah dia punya soulmate??
Temenku yang lain berpendapat ini...
Soulmate?? ..Menurut gw soulmate itu belahan jiwa..Orang yang membutuhkan kita dan orang yang kita butuhkan..Orang yang mengerti kita dan orang yang kita mengerti..Orang yang mempunyai keterikatan saling menyayangi..Bisa juga dibilang klo soulmate itu adalah pasangan yang cocok.. Bisa sahabat dan bisa juga orang yang menjadi pasangan hidup kita..
Yang lain berpendapat ini tentang Soulmate...
soulmate bukan berarti cinta....karena cinta tidak selalu soulmate.
soulmate itu adalah orang yang merupakan nyawa kamu, jantung kamu yang kamu akan mati jika kehilangan dia. Soulmate tidak akan tergantikan, sedangkan cinta, pasti suatu saat akan ada yang lain.
sesungguhnya relung hati setiap orang terbagi 2... siapa yang memiliki sebagian lain dari hati kita, itulah soulmate kita, pasangan kita, nyawa kita, lentera kita yang akan menerangi beratnya hidup ini sampai lentera itu dipadamkan oleh malaikat maut...
Klo pengalamanku...
Mungkin qta soulmate dalam artian yang sebenar benarnya.
Kita tidak bisa bersama, tapi juga tidak bisa berpisah... seperti magnet yang terus menarik satu sama lain. Kita akan terus kembali sekalipun mencoba untuk lari.
mungkin hanya kematian yg memisahkan... ehmmm ga ach serem banget!
KESADARAN!!!, bahwa kita tidak akan pernah bertemu disatu titik....
Cinta itu memang rumit..
membingungkan..
Tanpa Kompas..
Tanpa Manual..
Tanpa petunjuk yg jelas....
... dan kita tersesat di dalamnya...
Jika kita tidak menggunakan hati nurani....
Jadi.... qta tidak perlu mencari dimanakah soulmateku????
tapi mengenal diri sendiri dan Tuhanmu,...
maka kmu akan mendapatkan apa yang kmu cari...
G'luck yaaaa
Wednesday, April 27, 2005
Lelah...
Legamnya dosaku, Tuhan...
Sungguh, telah menghanguskan tubuhku...
Seluruh hidupku...
Membuat aku tidak mampu untuk berdiri tegak
Telah sampai aku pada letih...
Telah merapat aku pada penghujung asa...
Atas nama kelemahanku sebagai manusia,
sebagai perempuan...
Tolong kuatkan aku Tuhan...
Kuatkan aku dengan ampunan-Mu
Sungguh...
Bagiku itu cukup....
Sungguh, telah menghanguskan tubuhku...
Seluruh hidupku...
Membuat aku tidak mampu untuk berdiri tegak
Telah sampai aku pada letih...
Telah merapat aku pada penghujung asa...
Atas nama kelemahanku sebagai manusia,
sebagai perempuan...
Tolong kuatkan aku Tuhan...
Kuatkan aku dengan ampunan-Mu
Sungguh...
Bagiku itu cukup....
Monday, April 25, 2005
Sahabat...
Izinkan aku berenti dan mengakhiri...
Asa itu tetap ada dan akan selamanya ada
Tapi Terlalu Mahal Harga yang harus kubayar untuk hubungan ini
Aku sungguh lelah.... Lelah bermain dengan hati
Aku berharap kamu Mengerti
Kalau kita berdua mengalami kisah kehidupan yang sama pahitnya...
akankah kita mengulanginya lagi??
bukankah seharusnya kita belajar sesuatu???
Terlepas dari apakah yang sudah kita lakukan benar atau salah...
Aku tetap berutang terima kasih kepadamu
Terima kasih telah menjadi teman terbaik
Terima kasih buat telinga yang selalu siap mendengarkan keluh kesah
dan, tentu saja untuk Hati yang telah kamu pinjamkan untukku selama ini.
Terima kasih telah membuat hidupku seseru jet coaster (tegang, deg-deg'an, bahagia, sedih, naik-turun)
Terima kasih telah banyak memberikan pengalaman baru dalam hidupku
Kalau ini bisa mengurangi rasa sesak di dada;
ya, tentu saja semua kenangan tentangmu akan terus ada.....
Be good. Always. I hate saying goodbye... so see you later!
Asa itu tetap ada dan akan selamanya ada
Tapi Terlalu Mahal Harga yang harus kubayar untuk hubungan ini
Aku sungguh lelah.... Lelah bermain dengan hati
Aku berharap kamu Mengerti
Kalau kita berdua mengalami kisah kehidupan yang sama pahitnya...
akankah kita mengulanginya lagi??
bukankah seharusnya kita belajar sesuatu???
Terlepas dari apakah yang sudah kita lakukan benar atau salah...
Aku tetap berutang terima kasih kepadamu
Terima kasih telah menjadi teman terbaik
Terima kasih buat telinga yang selalu siap mendengarkan keluh kesah
dan, tentu saja untuk Hati yang telah kamu pinjamkan untukku selama ini.
Terima kasih telah membuat hidupku seseru jet coaster (tegang, deg-deg'an, bahagia, sedih, naik-turun)
Terima kasih telah banyak memberikan pengalaman baru dalam hidupku
Kalau ini bisa mengurangi rasa sesak di dada;
ya, tentu saja semua kenangan tentangmu akan terus ada.....
Be good. Always. I hate saying goodbye... so see you later!
Thursday, March 03, 2005
Berdamai dengan Takdir
Pernahkah anda merasa tiba-tiba hidup serasa di ujung tanduk hanya dalam sekejap?
Suatu hari dalam kehidupan saya, untuk pertama kalinya saya merasa Allah menguji saya dengan kesedihan dan keterpurukan yang amat sangat.
Saya dihadapkan pada pada suatu peristiwa yang cukup mengenaskan, menyedihkan (ntah sampai kapan rasa itu akan hilang) yang tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak,bahwa suatu saat saya akan mengalaminya.
berusaha sekuat tenaga untuk mengingkari semua kenyataan itu, berharap semua hanya mimpi, dan ketika saya terbangun, semua masih baik-baik saja.
Tetapi, kenyataan adalah kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapi,sepahit apapun.
Bila duka memiliki warna, maka amat pekatlah hidup saya saat itu.
Bagaimana tidak? peristiwa itu sangat menghentak jiwa dan sempat membuat saya merasa 'mati',Mati dari rasa berharap untuk melihat mentari esok hari, mati dari rasa berharap untuk menatap masa depan.
Duka hati saya jangan ditanya...Hati saya berontak, protes kepada-Nya pun sempat terlontar. "Mengapa lagi-lagi terjadi kepada saya Tuhan? Ujian ini terasa sangat berat"
Batin saya menangis. Life was so unfair to me...
Keimanan saya benar-benar diuji. Saat itu makna takdir menjadi sangat sulit untuk saya cerna. Pikiran saya buntu, sama sekali tidak bisa berfikir.
Tampaknya bukan hal yang mudah untuk menjelaskan sesuatu yang sepintas sederhana tetapi sangat esensial.
"Takdir adalah kehendak-Nya, tetapi tidak serta merta kita boleh menyalahkan-Nya.
Dia tidak pernah salah, kita lah manusia yang sering lalai.
Bisa jadi, ini adalah peringatan karena kita melupakan-Nya.
Yang jelas, semua ini harus mampu menjadikan kita manusia yang lebih taat lagi".
Saya terdiam. Kesadaran sayapun timbul. Seketika saya beristigfar.
Tiba-tiba saja saya merasa amat lemah di bawah lemah.
Saya hanya debu di hadapan-Nya.
Tertiup angin pun lenyaplah saya.
Pun jika saat itu nyawa saya diambil-Nya, saya bisa apa?
Ya, Dia Maha Berkehendak dan Maha Suci dari segala prasangka buruk.
Dia tidak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya. Kalaupun saya ditimpa kesakitan atau musibah, pada hakikatnya adalah karena kesalahan saya sendiri.
Manusia, eh..saya memang makhluk menyebalkan.
Seringkali harus ditegur untuk menjadi sadar. Sadar akan diri yang penuh dosa.
Dosa saya memang sudah terlampau membuih dan terlanjur berkarat sehingga Allah mempunyai 'cara' sendiri untuk membersihkan dosa-dosa saya.
Musibah itu semoga bisa menjadi kifarat dosa-dosa saya...Akan tetapi, memang tidak ada sesuatu yang sia-sia.
Akan selalu ada hikmah diantara puing-puing yang berserakan.
Kejadian itu memberikan banyak sekali pelajaran hidup untuk saya.
Ternyata bisa menjadi sarana pembelajaran paling efektif.
Karena segala teori tentang kesabaran, keikhlasan, ketawakalan dan teori -teori lainnya menuntut untuk segera diamalkan.
Musibah adalah ujian praktek dari kehidupan, itu kesimpulan saya...
Kehendak Allah memang seringkali tidak dapat dipahami, karena manusia yang amat sangat dhoif memang tidak mungkin dapat memahami Dia yang Maha Mengetahui.
Tetapi saya percaya, sepahit apapun, segetir apapun, skenario-Nya selalu indah, selalu baik...Maka,
"Dalam perspektif keimanan, Ia Maha Suci dari keburukan,
dan proses hidup yang digariskan-Nya untuk siapapun adalah sempurna.
Yang menjadi persoalan adalah ketiadaan keberanian seseorang untuk percaya , bahwa semua kenyataan yang menekan jiwa dan membakar hati itu, pada dasarnya adalah baik.
Yang Maha Pengasih tampaknya ingin menyatakan bahwa bergantung kepada siapapun dan apapun yang terbaik, selama semua itu masih berwujud ciptaan-Nya adalah sia-sia.
Hanya Dia lah sumber keseimbangan,kebahagiaan dan kekuatan yang sebenarnya".
Ya, ketika takdir-Nya bicara, memang tidak ada yang bisa dilakukan selain menjaga keimanan agar tidak menjadi redup.
Keimanan untuk tetap meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya, seperti juga sehelai daun yang terjatuh hanya atas izin-Nya.
Meyakini hanya Dia lah sebaik-baik penolong, sebaik-baik penentu keputusan...Terakhir, saat logika manusia sudah tidak lagi mendapat tempat dan hati sudah mulai letih untuk diajak berdebat, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk melakukan perdamaian.
Berdamai dengan hati, berdamai dengan takdir...Agar lenyap segala duka, kegelisahan, prasangka buruk dan amarah, sehingga hanya keridhoan saja yang bersemayam dalam hati...
Suatu hari dalam kehidupan saya, untuk pertama kalinya saya merasa Allah menguji saya dengan kesedihan dan keterpurukan yang amat sangat.
Saya dihadapkan pada pada suatu peristiwa yang cukup mengenaskan, menyedihkan (ntah sampai kapan rasa itu akan hilang) yang tidak pernah terlintas sedikitpun dalam benak,bahwa suatu saat saya akan mengalaminya.
berusaha sekuat tenaga untuk mengingkari semua kenyataan itu, berharap semua hanya mimpi, dan ketika saya terbangun, semua masih baik-baik saja.
Tetapi, kenyataan adalah kenyataan yang mau tidak mau harus dihadapi,sepahit apapun.
Bila duka memiliki warna, maka amat pekatlah hidup saya saat itu.
Bagaimana tidak? peristiwa itu sangat menghentak jiwa dan sempat membuat saya merasa 'mati',Mati dari rasa berharap untuk melihat mentari esok hari, mati dari rasa berharap untuk menatap masa depan.
Duka hati saya jangan ditanya...Hati saya berontak, protes kepada-Nya pun sempat terlontar. "Mengapa lagi-lagi terjadi kepada saya Tuhan? Ujian ini terasa sangat berat"
Batin saya menangis. Life was so unfair to me...
Keimanan saya benar-benar diuji. Saat itu makna takdir menjadi sangat sulit untuk saya cerna. Pikiran saya buntu, sama sekali tidak bisa berfikir.
Tampaknya bukan hal yang mudah untuk menjelaskan sesuatu yang sepintas sederhana tetapi sangat esensial.
"Takdir adalah kehendak-Nya, tetapi tidak serta merta kita boleh menyalahkan-Nya.
Dia tidak pernah salah, kita lah manusia yang sering lalai.
Bisa jadi, ini adalah peringatan karena kita melupakan-Nya.
Yang jelas, semua ini harus mampu menjadikan kita manusia yang lebih taat lagi".
Saya terdiam. Kesadaran sayapun timbul. Seketika saya beristigfar.
Tiba-tiba saja saya merasa amat lemah di bawah lemah.
Saya hanya debu di hadapan-Nya.
Tertiup angin pun lenyaplah saya.
Pun jika saat itu nyawa saya diambil-Nya, saya bisa apa?
Ya, Dia Maha Berkehendak dan Maha Suci dari segala prasangka buruk.
Dia tidak pernah mendzolimi hamba-hamba-Nya. Kalaupun saya ditimpa kesakitan atau musibah, pada hakikatnya adalah karena kesalahan saya sendiri.
Manusia, eh..saya memang makhluk menyebalkan.
Seringkali harus ditegur untuk menjadi sadar. Sadar akan diri yang penuh dosa.
Dosa saya memang sudah terlampau membuih dan terlanjur berkarat sehingga Allah mempunyai 'cara' sendiri untuk membersihkan dosa-dosa saya.
Musibah itu semoga bisa menjadi kifarat dosa-dosa saya...Akan tetapi, memang tidak ada sesuatu yang sia-sia.
Akan selalu ada hikmah diantara puing-puing yang berserakan.
Kejadian itu memberikan banyak sekali pelajaran hidup untuk saya.
Ternyata bisa menjadi sarana pembelajaran paling efektif.
Karena segala teori tentang kesabaran, keikhlasan, ketawakalan dan teori -teori lainnya menuntut untuk segera diamalkan.
Musibah adalah ujian praktek dari kehidupan, itu kesimpulan saya...
Kehendak Allah memang seringkali tidak dapat dipahami, karena manusia yang amat sangat dhoif memang tidak mungkin dapat memahami Dia yang Maha Mengetahui.
Tetapi saya percaya, sepahit apapun, segetir apapun, skenario-Nya selalu indah, selalu baik...Maka,
"Dalam perspektif keimanan, Ia Maha Suci dari keburukan,
dan proses hidup yang digariskan-Nya untuk siapapun adalah sempurna.
Yang menjadi persoalan adalah ketiadaan keberanian seseorang untuk percaya , bahwa semua kenyataan yang menekan jiwa dan membakar hati itu, pada dasarnya adalah baik.
Yang Maha Pengasih tampaknya ingin menyatakan bahwa bergantung kepada siapapun dan apapun yang terbaik, selama semua itu masih berwujud ciptaan-Nya adalah sia-sia.
Hanya Dia lah sumber keseimbangan,kebahagiaan dan kekuatan yang sebenarnya".
Ya, ketika takdir-Nya bicara, memang tidak ada yang bisa dilakukan selain menjaga keimanan agar tidak menjadi redup.
Keimanan untuk tetap meyakini bahwa segala sesuatu yang terjadi adalah kehendak-Nya, seperti juga sehelai daun yang terjatuh hanya atas izin-Nya.
Meyakini hanya Dia lah sebaik-baik penolong, sebaik-baik penentu keputusan...Terakhir, saat logika manusia sudah tidak lagi mendapat tempat dan hati sudah mulai letih untuk diajak berdebat, mungkin sudah saatnya bagi kita untuk melakukan perdamaian.
Berdamai dengan hati, berdamai dengan takdir...Agar lenyap segala duka, kegelisahan, prasangka buruk dan amarah, sehingga hanya keridhoan saja yang bersemayam dalam hati...
Subscribe to:
Posts (Atom)